Oleh karena itu, ketika Indonesia di jajah dan akhirnya muncullah para pahlawan yang berjuang demi Negara Indonesia ini sekuat tenaga, berkorban jiwa raga, menumpahkan darah, harta ataupun apa saja yang mereka miliki. Untuk mengenangnya berbagai bentuk dan cara dilakukan untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan kita.
Misalnya berupa gambar atau nama mereka banyak diabadikan di berbagai tempat. Selain itu juga masih ada bentuk untuk mengenang jasa para pahlawan kita yakni mengabadikannya dalam bentuk puisi. Seperti puisi kemerdekaan tentang perjuangan dan puisi kemerdekaan tentang kepahlawanan berikut ini :

1. Masih Kah Ada?
Langkah lari begitu cepat, kami meninggalkan semua pergi
Memang sudah tidak ada lagi
Untuk apa, dalam tanah sendiri tanpa kebebasan menjadi tidak berarti
Menyusup berlindung dalam perdu, tergores berdarah pun sudah tak lagi ku rasa sakitnya
Dingin, kulit kami keras bagai kulit kayu
Tak tertembus oleh beku, tak akan menjadi gosong karena terik
Berhianat dan saling menghianati
Bertanya tanpa pernah menemukan jawabnya
Sekali lagi
Masih kah ada?
Satu jalan untuk kembali pulang
Menyebutnya sebagai rumah tanpa harus terjajah
Jauh tinggalkan hutan menuju perkampungan
Melepas tombak terganti dengan erat genggaman
Masih kah ada
Satu titik untuk ku sobek lebarkan sebagai sumber cahaya
Mengusir kutu penghisap darah, kaya negeriku
2. Sebuah Tanda Tanya
Kemarin kami masih mengolah kebun kami
Mendapatkan ketentraman dari leleh yang kami jadikan tumbal
Bercucuran keringat, lelah kami segera usai
Kebun subur sepanjang kuasa bola mata
Kemarin sepertinya keberpihakan masih mempunyai kendala yang sama
Teratur, tertib, disiplin, berkeadilan
Tanah kami lahir
Milik kami sampai mati
Hari ini tamu yang banyak itu tak perlu kita sambut
Tak perlu menyeduh teh, atau sekedar menyuguhkan sedikit senyum
Seperti karma, mereka datang membawa petaka
Tanpa punya malu, mengatakan “itu milikku”
Siapa mereka?
Datang begitu banyak menjadi sumber bencana
Siapa mereka?
Meminta hasil bumi tanpa mau ikut bertani
Mengumbar gagah hanya untuk menguasai tanah yang salah
Siapa mereka?
3. Harapan
bila kecil kalian belajar mengeja nama
dari bayi kami tak memiliki hal yang sama
Nama? Untuk apa dieja? Menegaskan agar diri ini tidak lupa?
Maka dari sini kita memang berbeda
Kau baca tulis, aku pun melakukannya… sekali lagi ini bukan mengeja nama
Sudah cukup mengenai sebuah kata yang membuat aku menoleh saat dibunyikan
Maka kita berbeda
Aku pun belajar cara mengeja
Merangkai huruf-huruf gandeng menggandeng menjadi sebuah kata
Itu tidak terbaca sebagai sebuah nama
M-E-R mer D-E de K-A ka
Itu yang kami eja
Di setiap waktu tanpa sedikitpun tertarik dengan ejaan nama
Nama hanya gambarkan saya
Tapi merdeka untuk seluruh bangsa
Itulah beberapa kumpulan puisi kemerdekaan, yang terdiri dari puisi kemerdekaan tentang perjuangan dan kepahlawanan. Dengan mempelajari puisi kemerdekaan kita akan semakin memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme yang kuat.
Rabu, 04 September 2002