
Kesalahan memilih tegangan ini nantinya bakal membikin kerja kontaktor tak maksimal. Sebut saja semacam bergetar saja sebab tak lebihnya tegangan masuk. Tetapi apabila tegangan yang ada adalah 380 volt, Kamu bisa membeli tipe kontraktor magnetic yang mempunyai spesifikasi 220 volt. Adapun perbedaan tutorial kerja kontraktor magnetik AC serta DC bakal dijelaskan lebih lanjut. Dimana tutorial kerja tipe kontraktor AC serta juga DC, satu sama lain mempunyai berbagai perbedaan mendasar. Sebab kontaktor magnetic DC tak mempunyai frekuensi maka apabila tegangan DC kelak bakal masuk pada setiap kumparan alias coil.
Nantinya kontaktor DC yang mempunyai inti bahan feromagnetik tersebut bakal menjadi suatu magnet. Dengan adanya sifat kemagnetan didalam inti besi, bisa dipastikan bahwa inti logam yang nantinya bergerak bakal langsung berminat. Jadi nantinya poros yang ada pada inti logam bakal bergerak serta digabung dengan kontak tipe NO alias NC. Yang akhirnya bakal bekerja menjadi sakelar untuk membuka serta menutup listips. Sedangkan pada kontaktor magnetik yang berjenis AC, apabila ada arus listips masuk disetiap kumparan alias coil dengan berintikan besi. Bisa dipastikan inti logam tadi wajib dipasangkan cincin yang telah terhubung singkat.
Hal tersebut bakal berkegunaaan sebagai bahan yang sanggup meredam getaran dari inti besi. Sebab inti logam tadi mengdampakkan adanya frekuensi yang kira-kira sebesar 50 HZ dalam ajaran listips tersebut. Begitulah detail pendek tutorial kerja kontraktor magnetik. Dengan mengenal tutorial kerja kontaktor yang berjenis magnet ini semoga Kamu bisa mempraktekkan untuk pengontrolan sakelar Anda. Demikian informasi pendek ini, semoga dengan informasi tadi Kamu bisa memperoleh informasi terkait postingan. Akhir kata terima kasih telah berkunjung serta hingga jumpa pada ulasan postingan yang berikutnya.
Selasa, 28 Agustus 2018